Para salaf, pendahulu umat ini sangat memahami betapa berartinya Ramadhan. Segala kebaikan, keutamaan serta berkah berkumpul di dalamnya. Sehingga mereka yang tahu sifat dan keutamaan Ramadhan akan bersiap menyambut dengan berbagai amal kebajikan, agar memperoleh keberuntungan yang besar. Dan mereka tak akan berpisah dengan Ramadhan, kecuali ia telah menyucikan ruh dan jiwanya.
Sebagaimana firman Allah,
“Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu.” (QS. Asy-Syam: 9)
Sungguh sangat merugilah orang yang tak peduli pada Ramadhan, menyia-nyiakan kehadirannya, padahal antara waktu siang dan malamnya dipenuhi kebaikan dan keberkahan.
Selain puasa yang Allah wajibkan pada bulan Ramadhan ada berbagai amalan yang disunnahkan pada bulan tersebut di antaranya:
1. Mengkhatamkan Al-Qur'an
Bulan Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an. Pada bulan inilah Al-Qur'an pertama kali turun dari Lauhul Mahfuz ke langit dunia sekaligus. Allah berfirman:
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”. (QS. al-Baqarah: 185)
Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma berkata; "Nabi (Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam) adalah orang yang paling dermawan diantara manusia. Kedermawanannya meningkat saat malaikat Jibril menemuinya setiap malam hingga berakhirnya bulan Ramadhan, lalu Nabi membacakan al-Qur’an di hadapan Jibril. Pada saat itu kedermawanan Nabi melebihi angin yang berhembus."
Hadits tersebut menganjurkan kepada setiap muslim agar bertadarrus al-Qur’an, dan berkumpul dalam majelis al-Qur’an dalam bulan Ramadhan. Membaca dan belajar al-Qur'an bisa dilakukan di hadapan orang yang lebih mengerti atau lebih hafal al-Qur’an. Dianjurkan pula untuk memperbanyak membaca al-Qur’an di malam hari.
Dalam hadits di atas, mudarosah antara Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan Malaikat Jibril terjadi pada malam hari, karena malam tidak terganggu oleh pekerjaan-pekerjaan keseharian. Di malam hari, hati seseorang juga lebih mudah meresapi dan merenungi amalan dan ibadah yang dilakukannya.
2. Shalat Tarawih
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Barang siapa yang menghidupkan malam bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” Shalat tarawih atau qiyam Ramadhan tidak ada batasannya. Sebagian orang mengira shalat tarawih tidak boleh kurang dari 20 rakaat, sebagian lain mengira tidak boleh lebih dari 11 atau 13 rakaat. Ini adalah pendapat keliru yang menyalahi dalil. Hadits-hadits menunjukkan bahwa shalat malam adalah perkara yang luas, tidak ada batasan yang tidak boleh dilanggar. Bahkan ada riwayat yang jelas mengatakan bahwa nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah shalat 11 rakaat, terkadang 13 rakaat atau kurang dari itu. Ketika ditanya tentang shalat malam beliau bersabda: “Shalat malam didirikan dua rakaat dua rakaat, jika ia khawatir akan tibanya waktu subuh maka hendaknya menutup dengan satu rakaat” (muttafaq alaih, lihat Al-Lu’lu War Marjan: 432). Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sendiri juga melakukan cara ini (lihat Syarh Shahih Muslim 6/46-47 dan Muwattha’: 143-144).
Pendapat ulama lainnya 20 + 3 jumlah 23 raka'at, silahkan duanya juga sama, bedanya yang 20 tentu delapan 8 reka'at terlaksana, tetapi yang 8 reka'at belum tentu bisa 20 reka'at.
3. Memperbanyak Do’a
Dalam rangkaian ayat Al-Qur’an mengenai puasa di bulan Ramadhan terselip suatu ayat yang secara khusus membicarakan soal berdo’a. Di dalamnya Allah Subhaanahu wa Ta’aala perintahkan orang beriman untuk berdo’a kepada-Nya. Dan Allah Subhaanahu wa Ta’aala berjanji untuk mengabulkan do’a siapapun asalkan memenuhi tiga syarat: (1) Memohon hanya kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala, bukan selain-Nya. (2) Memenuhi segala perintah-Nya dan (3) Beriman kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala sebagai Rabb yang Maha Kuasa mengabulkan permintaan dan menetapkan taqdir segalanya.
Oleh karenanya perbanyaklah berdo’a ketika sedang berpuasa terlebih lagi ketika berbuka. Berdo’alah untuk kebaikan diri kita, keluarga, bangsa, dan saudara-saudara kita sesama muslim di belahan dunia.
4. Memberi Buka Puasa
Hendaknya berusaha untuk selalu memberikan ifthar (berbuka) bagi mereka yang berpuasa walaupun hanya seteguk air ataupun sebutir korma sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang berbunyi: "Barang siapa yang memberi ifthar (untuk berbuka) orang-orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun". (Bukhari Muslim)
5. Bersedekah
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Sebaik-baik sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan” (HR. Tirmidzi).
Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma berkata; "Nabi (Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam) adalah orang yang paling dermawan diantara manusia. Kedermawanannya meningkat saat malaikat Jibril menemuinya setiap malam hingga berakhirnya bulan Ramadhan, lalu Nabi membacakan al-Qur’an di hadapan Jibril. Pada saat itu kedermawanan Nabi melebihi angin yang berhembus."
Dan pada akhir bulan Ramadhan Allah mewajibkan kepada setiap muslim untuk mengeluarkan zakat fitrah sebagai penyempurna puasa yang dilakukannya.
6. I'tikaf
Para ulama’ telah berijma’ bahwa i’tikaf khususnya 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan merupakan suatu ibadah yang disyari’atkan dan disunnahkan. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sendiri senantiasa beri’tikaf pada bulan Ramadhan selama 10 hari. ‘Aisyah, Ibnu ‘Umar dan Anas Radhiyallahu ‘Anhum ajma’in meriwayatkan, “Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam selalu beri’tikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hal ini dilakukan oleh beliau hingga wafat. Bahkan pada tahun wafatnya beliau beri’tikaf selama 20 hari.
I'tikaf adalah berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada Allah. I'tikaf disunahkan bagi laki-laki dan perempuan; karena Rasulullah Shallallahau 'Alaihi wa Sallam selalu beri'tikaf terutama pada sepuluh malam terakhir dan para istrinya juga ikut i'tikaf bersamanya. Dan hendaknya orang yang melaksanakan i'tikaf memperbanyak dzikir, istighfar, membaca Al-Qur'an, berdo’a, shalat sunnah dan lain-lain.
7. Umroh
Ramadhan adalah waktu terbaik untuk melaksanakan umrah, karena umroh pada bulan Ramadhan memiliki pahala seperti pahala haji bahkan pahala haji bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Beliau bersabda: “Umroh pada bulan Ramadhan seperti haji bersamaku.”
Tetapi wajib diketahui, meskipun umrah di bulan Ramadhan berpahala menyamai haji, tetapi ia tidak bisa menggugurkan kewajiban haji bagi orang yang wajib melakukannya.
8. Memperbanyak berbuat kebaikan
Bulan Ramadhan adalah peluang emas bagi setiap muslim untuk menambah 'rekening' pahalanya di sisi Allah. Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi dikatakan bahwa amalan sunnah pada bulan Ramadhan bernilai seperti amalan wajib dan amalan wajib senilai 70 amalan wajib di luar Ramadhan. Raihlah setiap peluang untuk berbuat kebaikan sekecil apapun meskipun hanya 'sekedar' tersenyum di depan orang lain.
“...dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” (QS. al Muthaffifin:26 )
Semoga kita termasuk orang-orang yang bisa memanfaatkan momentum Ramadhan untuk merealisasikan keta’atan dan menambah ketakwaan diri kita. Amin
Sebagaimana firman Allah,
“Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu.” (QS. Asy-Syam: 9)
Sungguh sangat merugilah orang yang tak peduli pada Ramadhan, menyia-nyiakan kehadirannya, padahal antara waktu siang dan malamnya dipenuhi kebaikan dan keberkahan.
Selain puasa yang Allah wajibkan pada bulan Ramadhan ada berbagai amalan yang disunnahkan pada bulan tersebut di antaranya:
1. Mengkhatamkan Al-Qur'an
Bulan Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an. Pada bulan inilah Al-Qur'an pertama kali turun dari Lauhul Mahfuz ke langit dunia sekaligus. Allah berfirman:
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”. (QS. al-Baqarah: 185)
Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma berkata; "Nabi (Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam) adalah orang yang paling dermawan diantara manusia. Kedermawanannya meningkat saat malaikat Jibril menemuinya setiap malam hingga berakhirnya bulan Ramadhan, lalu Nabi membacakan al-Qur’an di hadapan Jibril. Pada saat itu kedermawanan Nabi melebihi angin yang berhembus."
Hadits tersebut menganjurkan kepada setiap muslim agar bertadarrus al-Qur’an, dan berkumpul dalam majelis al-Qur’an dalam bulan Ramadhan. Membaca dan belajar al-Qur'an bisa dilakukan di hadapan orang yang lebih mengerti atau lebih hafal al-Qur’an. Dianjurkan pula untuk memperbanyak membaca al-Qur’an di malam hari.
Dalam hadits di atas, mudarosah antara Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan Malaikat Jibril terjadi pada malam hari, karena malam tidak terganggu oleh pekerjaan-pekerjaan keseharian. Di malam hari, hati seseorang juga lebih mudah meresapi dan merenungi amalan dan ibadah yang dilakukannya.
2. Shalat Tarawih
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Barang siapa yang menghidupkan malam bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” Shalat tarawih atau qiyam Ramadhan tidak ada batasannya. Sebagian orang mengira shalat tarawih tidak boleh kurang dari 20 rakaat, sebagian lain mengira tidak boleh lebih dari 11 atau 13 rakaat. Ini adalah pendapat keliru yang menyalahi dalil. Hadits-hadits menunjukkan bahwa shalat malam adalah perkara yang luas, tidak ada batasan yang tidak boleh dilanggar. Bahkan ada riwayat yang jelas mengatakan bahwa nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah shalat 11 rakaat, terkadang 13 rakaat atau kurang dari itu. Ketika ditanya tentang shalat malam beliau bersabda: “Shalat malam didirikan dua rakaat dua rakaat, jika ia khawatir akan tibanya waktu subuh maka hendaknya menutup dengan satu rakaat” (muttafaq alaih, lihat Al-Lu’lu War Marjan: 432). Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sendiri juga melakukan cara ini (lihat Syarh Shahih Muslim 6/46-47 dan Muwattha’: 143-144).
Pendapat ulama lainnya 20 + 3 jumlah 23 raka'at, silahkan duanya juga sama, bedanya yang 20 tentu delapan 8 reka'at terlaksana, tetapi yang 8 reka'at belum tentu bisa 20 reka'at.
3. Memperbanyak Do’a
Dalam rangkaian ayat Al-Qur’an mengenai puasa di bulan Ramadhan terselip suatu ayat yang secara khusus membicarakan soal berdo’a. Di dalamnya Allah Subhaanahu wa Ta’aala perintahkan orang beriman untuk berdo’a kepada-Nya. Dan Allah Subhaanahu wa Ta’aala berjanji untuk mengabulkan do’a siapapun asalkan memenuhi tiga syarat: (1) Memohon hanya kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala, bukan selain-Nya. (2) Memenuhi segala perintah-Nya dan (3) Beriman kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala sebagai Rabb yang Maha Kuasa mengabulkan permintaan dan menetapkan taqdir segalanya.
Oleh karenanya perbanyaklah berdo’a ketika sedang berpuasa terlebih lagi ketika berbuka. Berdo’alah untuk kebaikan diri kita, keluarga, bangsa, dan saudara-saudara kita sesama muslim di belahan dunia.
4. Memberi Buka Puasa
Hendaknya berusaha untuk selalu memberikan ifthar (berbuka) bagi mereka yang berpuasa walaupun hanya seteguk air ataupun sebutir korma sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang berbunyi: "Barang siapa yang memberi ifthar (untuk berbuka) orang-orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun". (Bukhari Muslim)
5. Bersedekah
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Sebaik-baik sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan” (HR. Tirmidzi).
Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma berkata; "Nabi (Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam) adalah orang yang paling dermawan diantara manusia. Kedermawanannya meningkat saat malaikat Jibril menemuinya setiap malam hingga berakhirnya bulan Ramadhan, lalu Nabi membacakan al-Qur’an di hadapan Jibril. Pada saat itu kedermawanan Nabi melebihi angin yang berhembus."
Dan pada akhir bulan Ramadhan Allah mewajibkan kepada setiap muslim untuk mengeluarkan zakat fitrah sebagai penyempurna puasa yang dilakukannya.
6. I'tikaf
Para ulama’ telah berijma’ bahwa i’tikaf khususnya 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan merupakan suatu ibadah yang disyari’atkan dan disunnahkan. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sendiri senantiasa beri’tikaf pada bulan Ramadhan selama 10 hari. ‘Aisyah, Ibnu ‘Umar dan Anas Radhiyallahu ‘Anhum ajma’in meriwayatkan, “Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam selalu beri’tikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hal ini dilakukan oleh beliau hingga wafat. Bahkan pada tahun wafatnya beliau beri’tikaf selama 20 hari.
I'tikaf adalah berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada Allah. I'tikaf disunahkan bagi laki-laki dan perempuan; karena Rasulullah Shallallahau 'Alaihi wa Sallam selalu beri'tikaf terutama pada sepuluh malam terakhir dan para istrinya juga ikut i'tikaf bersamanya. Dan hendaknya orang yang melaksanakan i'tikaf memperbanyak dzikir, istighfar, membaca Al-Qur'an, berdo’a, shalat sunnah dan lain-lain.
7. Umroh
Ramadhan adalah waktu terbaik untuk melaksanakan umrah, karena umroh pada bulan Ramadhan memiliki pahala seperti pahala haji bahkan pahala haji bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Beliau bersabda: “Umroh pada bulan Ramadhan seperti haji bersamaku.”
Tetapi wajib diketahui, meskipun umrah di bulan Ramadhan berpahala menyamai haji, tetapi ia tidak bisa menggugurkan kewajiban haji bagi orang yang wajib melakukannya.
8. Memperbanyak berbuat kebaikan
Bulan Ramadhan adalah peluang emas bagi setiap muslim untuk menambah 'rekening' pahalanya di sisi Allah. Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi dikatakan bahwa amalan sunnah pada bulan Ramadhan bernilai seperti amalan wajib dan amalan wajib senilai 70 amalan wajib di luar Ramadhan. Raihlah setiap peluang untuk berbuat kebaikan sekecil apapun meskipun hanya 'sekedar' tersenyum di depan orang lain.
“...dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” (QS. al Muthaffifin:26 )
Semoga kita termasuk orang-orang yang bisa memanfaatkan momentum Ramadhan untuk merealisasikan keta’atan dan menambah ketakwaan diri kita. Amin
0 comments:
Post a Comment